Kamis, 23 Juli 2009

Dampak 3,5G dan prospetik GSM dan CDMA

1. DAMPAK TEKNOLOGI 3.5G
1. SISI POSITIF

Kemampuan yang ada pada teknologi 3.5G ini tentunya diharapkan mampu memberikan lebih banyak kemudahan dan efektivitas untuk berbagai sisi kehidupan masyarakat. Dengan adanya teknologi 3.5G, bidang pendidikan juga akan terbantu. Sangat mungkin, buku-buku pelajaran akan bertransformasi bentuk dalam kemasan digital dan didistribusikan lewat content provider. Dengan kecepatan yang dahsyat itu, teknologi 3.5G menghantarkan pengalaman multimedia bagi penggunanya. Mulai dari download email, video calling, hingga streaming video, dapat dilakukan dengan kualitas yang bisa dipastikan jauh lebih baik. Untuk dunia hiburan, kehadiran 3.5G memungkinkan penggunanya untuk melakukan download file-file audio/video on demand. Karena waktu download semakin singkat, maka harapan masyarakat terhadap layanan yang low cost bisa tercapai tanpa kehilangan kualitas transfer data yang selama ini menjadi satu ‘tantangan’ bagi dunia Internet di Indonesia. Dengan hadirnya teknologi 3.5G di tengah masyarakat tentu akan banyak berbagi kemudahan yang kita dapatkan. Semakin mudahnya kita dalam mengakses internet merupakan salah satu hal yang paling terasa setelah hadirnya teknologi 3.5G di masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi pergi ke warnet untuk sekedar menikmati akses internet. Pada saat teknologi ini hadir, internet tidak lagi menjadi suatu hal yang eksklusif, namun akan lebih ekonomis karena diakses dapat dijangkau lebih banyak orang.
2. SISI NEGATIF
Teknologi 3.5G memiliki dampak sosial yang negatif bagi manusia dan kehidupannya. Segala sesuatu yang bisa dimediasi oleh teknologi 3.5G tidak akan dilakukan lagi di dunia nyata dengan saling berinteraksi. Adanya teknologi 3.5G menyebabkan segala pertemuan atau pembicaraan yang biasanya dilakukan dengan tatap muka di ”darat” berpindah dalam interaksi di dunia maya. Ini merupakan dampak yang negatif bagi manusia sebagai penggunanya. Manusia serasa menjadi makhluk teknologi dibandingkan makhluk sosial. Sementara itu, dalam lingkungan manusia sendiri pun juga akan tercipta kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial ini dapat terjadi karena tidak semua manusia akan memiliki teknologi 3.5G.. Di antara manusia tersebut masih ada yang memiliki teknologi 2G atau 3G, atau bahkan belum mengenal sama sekali. Dari sinilah kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin terlihat. Mereka yang kaya pasti memiliki teknologi 3.5G sedangkan yang miskin masih berkutat dengan teknologi yang lebih rendah dari 3.5G. Selain kesenjangan sosial, juga akan muncul budaya konsumtif terhadap teknologi dalam kehidupan manusia. Mereka akan semakin konsumtif dengan ponsel berteknologi 3.5G. Hal ini karena kecanggihan dari fitur-fitur yang diberikan semakin lama akan semakin bertambah. Manusia akan merasa tidak puas dengan teknologi yang ia pakai. Ada gengsi yang dipertaruhkan dalam kehidupan manusiaDari segi ekonomi, yang terkena dampak negatif adalah pengusaha warnet. Seperti diketahui, teknologi 3.5G memungkinkan para penggunanya untuk akses internet secara cepat. Untuk pengiriman data pun juga dilakukan dengan cepat. Hal inilah yang merugikan warnet.. Mereka pasti kehilangan sebagian besar penghasilannya karena orang-orang lebih memilih berselancar di dunia maya dengan ponsel berteknologi 3.5G daripada harus jauh-jauh menuju warnet. Sehingga, pengusaha warnet pun semakin sedikit. Selain itu, pornografi pun dapat menyebar secara luas. Dengan Fitur video call, bukan tidak mungkin mereka bakal saling berselingkuh jarak jauh dengan perantara video call, bahkan bias juga menjadi media bisnis “esek-esek” dengan memanfaatkan fasilitas video streaming.
2. GSM dan CDMA prospektif kedepannya lebih cerah yang CDMA.
Layanan CDMA yang hadir di Indonesia, akan mampu menggusur teknologi GSM, terutama dikarenakan biaya investasi jaringan CDMA & lisensi FWA (Fixed Wireless Access) lebih murah sehingga waktu itu operator CDMA begitu dipuja2 karena tarifnya jauh lebih murah dari GSM. Operator CDMA & GSM tetap jalan sendiri-sendiri karena memang memiliki pangsa pasar yang berbeda. Operator CDMA banyak membidik kalangan middle-low yang hanya butuh sarana telekomunikasi sederhana seperti telepon & SMS. Sementara operator GSM semenjak hadirnya teknologi 3G mulai membidik kalangan middle-up dengan layanan yang beragam, tidak sekedar telepon & SMS tapi juga diversifikasi ke data. Untuk prospek pasar operator CDMA ke depannya masih sangat cerah. Di tengah krisis ekonomi global seperti ini, dengan membidik kalangan middle-low patut diacungi jempol. Mereka cuma fokus dengan layanan telepon & SMS, karena memang dua hal itu yang menjadi kebutuhan urgent di Indonesia. Belum lagi dengan program bundling yang menyediakan handset dengan harga di bawah 300 ribu, mereka dapat membidik kalangan pemula yang sebelumnya tidak bisa beli HP yang harganya jutaan, dan ternyata jumlah new user ini cukup besar.

Tidak ada komentar: